Teknik Pengambilan Video Cinematic dengan Smartphone

Sama seperti mengambil foto, perlu waktu bagi kita untuk bisa merekam video dengan baik dan benar agar dapat menghasilkan video yang berkualitas. Untuk masuk ke tahap tersebut, tentu kita harus mempelajari berbagai teknik dasar kamera dalam merekam video, seperti teknik pengambilan video cinematic.

1. Pan

Teknik pertama adalah Pan atau Panning, yang merupakan teknik menggerakkan kamera secara horizontal dari satu sisi ke sisi lainnya, baik dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Teknik ini terpaku pada poros atau titik tertentu, karena yang berubah hanya arahnya saja (kiri – kanan atau sebaliknya).

Teknik Panning sangat cocok bagi Anda yang ingin memperlihatkan keadaan sekitar pada video yang direkam atau membangun kesan lokasi pada cerita yang coba Anda ambil.

2. Tilt

Teknik pengambilan gambar Tilt sebenarnya sama dengan Pan. Bedanya, Tilt menggerakkan kamera secara vertikal, dari atas ke bawah ataupun sebaliknya. Sama dengan Pan, kamera harus diam atau terpaku pada satu titik tertentu.

Saat mengaplikasikan Tilt, Anda juga wajib menggunakan tripod atau alat bantu lainnya, karena tugas Anda hanya menggerakkan sudut kamera saja, bukan posisinya. Teknik ini sendiri sangat berguna bagi Anda yang ingin memperlihatkan karakter atau detail dari objek utama.

3. Dolly

Dolly merupakan teknik pengambilan video yang cukup tricky alias cukup sulit untuk dilakukan apabila kamera smartphone kurang mumpuni. Sebab, Dolly merupakan teknik dimana Anda menggerakkan kamera untuk mendekati dan menjauhi objek utama.

Tunggu, ini bukan seperti teknik Zoom, karena itu bakal kami jelaskan di bagian lainnya. Dolly cenderung memberikan ilusi kepada penonton bahwa mereka sedang berjalan menuju objek utama, yang tentu saja dapat memberikan pengalaman visual yang berbeda kepada mereka.

Teknik ini juga dapat memberikan visual dengan efek yang mengalir jika dilakukan dengan benar. Itu karena, Dolly memungkinkan Anda untuk merekam objek lain yang bergerak di sekitar objek utama.

 4. Zoom

Nah, teknik Zoom ini bisa dibilang 11-12 dengan Dolly. Bedanya, Zoom memperbesar titik fokus tertentu pada frame gambar, dan bisa dilakukan secara software (bukan membawa kamera untuk mendekati atau menjauhi objek utama).

Yang paling populer dan mungkin mudah diaplikasikan adalah teknik zooming cepat untuk memberikan kesan dramatis pada video apabila dilakukan dengan benar.

Apabila ingin video lebih terlihat kreatif, biasanya teknik ini dapat digunakan untuk memperbesar atau memperkecil objek yang tidak terduga.

 5. Truck

Truck bisa dibilang perpaduan antara Pan dengan Dolly. Ya, teknik ini mengharuskan Anda untuk menggerakkan seluruh kamera ke kiri dan ke kanan, atau sebaliknya.

Jika di film, teknik ini sering digunakan untuk mengikuti karakter utama dalam aksinya. Biasanya, kru film menggunakan semacam trek atau disebut sebagai fluid motion track dan menyimpan kamera di atasnya agar bisa mendapatkan gambar yang stabil saat mengikuti aksi karakter utama.

 6. Pedestal

Mirip seperti teknik Truck, Pedestal menggerakkan kamera ke atas dan ke bawah atau sebaliknya. Teknik ini berbeda dengan Tilt yang hanya mengubah sudut kamera menjadi naik dan turun.

Teknik ini biasanya digunakan untuk menampilkan objek yang tinggi, seperti gedung-gedung bersejarah yang membuat penonton dapat melihat seluruh detail objek utama dari bawah sampai ke atas.

Agar sempurna, teknik ini perlu aksesoris pendukung seperti gimbal agar hasil video tetap stabil tanpa adanya goyangan yang merusak atau menurunkan kualitas video.

Untuk bisa hasilkan video cinematic ketika pengambilan gambar kamu perlu perhatikan hal ini:

1. Video minimal kualitas Full HD

Untuk menghasilkan video cinematic, pertama smartphone kamu tentunya harus mendukung pembuatan video Full HD atau beresolusi 1080P. Sehingga hasilnya lebih jernih dan tidak noise. Selain itu perhatikan juga aspek rationya, pilih 16:9 sehingga gambar yang dihasilkan menjadi lebih panjang/lebar.

2.  Lensa wide yangberesolusi tinggi

Pemilihan lensa memegang peranan penting untuk hasilkan video yang cinematic. Gunakan lensa wide yang memiliki sudut lebar agar bisa menangkap momen yang lebih luas. Lensa ini juga perlu dukungan kamera dengan resolusi yang baik agar gambar tidak pecah dan mampu menangkap gambar dengan optimal.

3. Posisi pengambilan video

Kalau kualitas kamera dirasa cukup baik, langkah selanjutnya adalah pengambilan video. 

Extreme Wide Shot

Teknik pengambilan video yang pertama ini sangat pas digunakan untuk menunjukkan sebuah lokasi dimana video tersebut dibuat. Terlebih jika kamu ingin membangun sebuah adegan. Bisa dikatakan teknik satu ini sangat pas diaplikasikan. Tidak jarang juga banyak subyek film yang kadang kurang tampak, mengingat sudut pandangnya yang lebar serta ekstrim.

Oiya, teknik pengambilan video satu ini juga kerap digunakan pada film-film kolosal yang melibatkan ribuan subyek. Dengan teknik satu ini, jumlah pasukan dalam jumlah yang besar serta megah bisa digambarkan dengan sempurna.

Wide Shot

Jika kamu sering melihat vdeo dengan gambar yang memenuhi frame namun ada jarak pada bagian kepala dan kaki, berarti kamu sedang melihat video yang diambil dengan menggunakan teknik wide shoot. Keberadaan jarak tersebut bukan hadir tanpa tujuan. Ternyata jarak gambar atas dan bawah tersebut sengaja dihadirkan untuk memberikan kesan visual yang lebih nyaman ketika dilihat.

Wide shot juga kerap diistilahkan lain. Beberapa rumah produksi kerap menyebut teknik satu ini dengan sebutan Long Shot, Full Shot  dan juga Total Shot.  Semua jenis teknik tersebut sama-sama menampilkan subjek gambar secara keseluruhan.

Very Wide Shot

Very Wide Shot kerap disamakan dengan Extreme Wide Shot. Memang secara teknik keduanya menggunakan tipe pengambilan gambar yang sangat luas. Akan tetapi, jika diamati lebih mendalam lagi, jenis tipe shot satu ini memiliki visual yang lebih sempit jika dibandingkan dengan tipe Extreme Wide Shot.

Very Wide Shot sangat pas digunakan untuk mengambil beberapa subyek dalam satu frame. Jika kamu melihat sebuah film  dengan jenis shot satu ini, belum ada penekanan, mengingat tipe shot ini masih dalam tahapan membangun suasana lingkungan.

Mid Shot

Jenis shot satu ini kerap disebut dengan Medium Shot, yaitu sebuah teknik pengambilan video yang menghadirkan beberapa bagian subjek dengan lebih rinci. Jika kamu menggunakan manusia sebagai subjeknya, mulailah shot dari sebatas pinggang hingga atas kepala.

Jenis shot satu ini masih memberikan keleluasaan subyek untuk bergerak. Selain itu, shoot ini juga kerap digunakan sebagai permulaan sebelum mengambil gambar. Hal tersebut dilakukan supaya bisa mengekspose reaksi serta emosi subyek secara lebih leluasa.

Saat mengamatai jenis shoot satu ini, terkadang kita kerap mengidentifikasikannya seperti melihat keseluruhan subjek. Teknik pengambilan video ini juga sangat pas digunakan untuk menggambarkan subyek yang sedang berbicara ataupun memberikan informasi. Seperti ketika sedang wawancaram ataupun saat presenter mengambil gambar dalam sebuah dialog tertentu.

Medium Close Up

Jika kamu ingin mengekspose bagian wajah subyek supaya lebih jelas dan detail, maka gunakanlah teknik video satu ini. Jenis shot satu ini kerap digunakan untuk mengambil subyek manusia, khususnya pada bagian kepala saja. Teknik ini sangat berguna jika kamu ingin menampilkan subyek dengan lebih detail, atau digunakan untuk cut-in.

Jika Wide Shot serta Mid Shot lebih menggambarkan fakta serta informasi secara lebih umum, close up sangat berperan dalam pengambilan gambar secara lebih mendalam. Hasil visual dari teknik satu ini juga mampu mempengaruhi emosi para penonton.

Extreme Close Up

Hampir mirip dengan Medium Close Up.  Akan tetapi, teknik satu ini lebih ekstreme lagi dalam menampilkan sebuah objek secara mendetail. Jenis shot satu ini sangat pas digunakan untuk menampilkan detail bagian tertentu seperti bagian mata, telinga serta hidung.

Meskipun demikian, melakukan pengambilan gambar dengan menggunakan teknik satu ini diperlukan pertimbangan. Mengingat kamu akan mengekspose bagian tertentu dari subyek dengan lebih detail. Jika tidak didasari alas an yang kuat, jarang orang yang melakukannya.

Teknik Pengambilan Video Cutaway

Jika kamu ingin membangun sebuah situasai melalui gambar, jenis shoot satu ini sangat pas kamu gunakan. Subyek yang bisa digunakan juga beragam. Kamu bisa menggunakan hewan kesayangan milik subyek ataupun beberapa properti yang dimiliki oleh subyek. Jenis shot satu ini sangat berperan dalam membangun  sebuah suasana serta menambah informasi tertentu mengenai subyek melalui visual yang dihadirkan.

Teknik Pengambilan Video Cut-In

Masih seputar teknik pemotongn subyek. Jika Cutaway lebih menenkankan pada beberapa property milik subyek.  Cut-In lebih menunjukkan beberaa bagian dengan lebih rinci. Teknik satu ini kerap dimanfaatkan untuk memberikan penekanan pada emosi subyek. Seberti pada gerakan tangan, menunjukkan kegelisahan dan beberapa hal ini yang berkaitan dengan emosi subyek.

Teknik Pengambilan Video Two Shot

Mewakili namanya, teknik pengambilan video ini digunakan jika kamu ingin menampilkan dua orang di dalam satu frame kamera. Hal itu dilakukan untuk membangun hubungan antara satu subyek dengam satu subyek lainnya. Dengan demikian, maka tiap-tiap subyek bisa saling berinteraksi satu sama lain serta terlibat dalam gerakan ataupun tindakan pada pengambilan gambar. Shot satu ini sangat pas digunakan jika kamu sedang membawakan sebuah acara yang didalamnya terdapat dua orang.

Noddy Shot

Jika kamu sedang merekam sebuah kegiatan wawancara ataupun dialog, teknik Noddy Shot ini sangat pas digunakan. Jenis shot satu ini dimanfaatkan untuk menangkap respons ataupun reaksi dari salah satu subyek ketika salah satu subyek lain sedang berbicara.

Over the Shoulder Shot

Teknik pengambilan video selanjutnya ini hampir mirip dengan Two Shot. Bedanya, Over the Shoulder Shot mengambil gambar subyek dari belakang bahu salah satu subyek. Sehingga salah satu orangnya hanya menempati 1/3 frame saja. Jenis shot satu ini kerap digunakan ketika melakukan penangkapan pada dua subyek,. Framing gambarnya bisa bergantian sehingga bisa menampilkan hasil visual dengan lebih dinamis.

Teknik Pengambilan Video Point of View

Singkatnya, jenis shot satu ini menggunakan objek sebagai sudut pandangn di dalam sebuah kamera. Mislanya, seorang pemeran sedang dipukul dibagian mukanya. Akan tetapi gambar yang ditampilkan merupakan gambar yang sesuai dengan yang sedang dilihat oleh objek.

Group Shot

Jenis shot satu ini menangkap semua obyek di dalam sebuah gambar. Oleh karena itu, maka tidak ada perpindahan gambar antara satu objek dengan objek lainnya, melainkan mengambil semua objek. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan supaya semua objek bisa nampak jelas ketika sedang memerankan satu adegan tertentu.

Cukup banyak bukan teknik yang bisa digunakan untuk mengambil video? Pengetahuan terkait dengan type of shot ini penting sekali untuk kamu ketahui jika kamu sedang menggeluti bidang videografi. Yuk mulai berkarya dengan menggunakan teknik-teknik di atas.

Ketika sudah memilih teknik, langkah selanjutnya adalah mengambil gambar secara halus dan stabil. Maksudnya adalah jaga agar smartphone yang digunakan tidak goyang-goyang. Pengambilan video secara halus dan stabil sudah menjadi standar videografer profesional. Kalau video goyang-goyang secara tak langsung akan disebut sebagai video amatiran.

Untuk video halus dan stabil solusinya bisa menggunakan tripod, lazypod dan stabilizer, tapi apakah kita akan selalu siap membawa perlengkapan itu? Di sinilah pentingnya kamu memiliki sebuah smartphone dengan fitur videografi lengkap, minimal memiliki fitur anti-shake yang bagus dan video zoom yang berkualitas.

Dengan begitu kamu sudah mempunyai bekal film maker cinematic, sebetulnya masih banyak lagi teknik yang belum saya bongkar untuk itu tunggu saja agar mendapatkan tips dan trik dalam pengambilan video cinematic. Terima kasih!

sumber: sakakominfosleman.or.id & telset.id

Post a Comment

0 Comments