BERPIKIR KOMPUTASIONAL INFORMATIKA

 


Berpikir komputasional (Computational Thinking) merupakan suatu metode untuk menuntaskan persoalan menggunakan penerapan teknik ilmu komputer/informatika. Berpikir komputasional dilakukan dengan batasan proses komputasi yang dieksekusi oleh manusia ataupun mesin. Metode dan model komputasional memberikan kemudahan bagi kita untuk memecahkan masalah dan mendesain sistem yang tidak bisa kita kerjakan sendiri. Berpikir komputasional mencakup pemecahan masalah, mendesain sistem, dan memahami perilaku manusia dengan merancang konsep berbasis teknologi komputer. 

Karakteristik berpikir komputasional adalah sebagai berikut: 
1. Berdasarkan konsep, informatika tidak hanya belajar tentang bagaimana cara menulis kode program tapi juga diperlukan pemahaman untuk berpikir pada beberapa tingkat abstraksi. 
2. Kemampuan dasar yaitu kemampuan yang harus dimiliki setiap orang di era milenial. 
3. Perlunya berpikir komputasional agar masalah dapat dipecahkan tanpa harus berpikir sebagaimana komputer. 
4. Memadukan pemikiran matematis dan pemikiran teknik. 
5. Sebuah ide dan bukan sebuah benda. 
6. Diperlukan bagi setiap orang. 
7. Menantang secara keilmuan dan dapat dipahami/diselesaikan secara saintifik. 
8. Informatika dapat dikuasai oleh orang yang memiliki kemampuan komputasional.

Proposisi merupakan sebuah pernyataan yang menggambarkan keadaan benar atau salah dalam bentuk sebuah kalimat. Istilah proposisi biasanya digunakan dalam analisis logika dimana keadaan dan peristiwa secara umum melibatkan seseorang atau orang yang dirujuk dalam kalimat. Kebenaran sebuah proposisi berkorespondensi dengan fakta, sebuah proposisi yang salah tidak berkorespondensi dengan fakta. Ada empat unsur proposisi, yaitu dua unsur merupakan materi pokok proposisi, sedangkan dua unsur lain sebagai hal yang menyertainya. Empat unsur yang dimaksudkan yaitu subjek, predikat, kopula dan kuantor. 

Kalimat – Kalimat Proposisi Kebenaran suatu kalimat harus sesuai fakta. 
Ada empat elemen, yaitu dua elemen subjek kalimat, dan dua elemen lainnya berfungsi sebagai objek yang menyertainya. Keempat elemen tersebut, yaitu konsep sebagai subjek, konsep sebagai predikat, kopula dan kuantifier. Kalimat proposisi merupakan sebuah pernyataan yang melikiskan beberapa keadaan dan biasanya tidak selalu benar atau salah dalam bentuk kalimat. 

Proposisi Majemuk 
Proposisi majemuk menjelaskan "kemajemukan proposisi (anteseden dan konsekuen) yang dipadukan". Anteseden sering disebut dengan premis dan konsekuen disebut dengan kesimpulan. Proposisi majemuk terdiri atas satu subjek dan dua predikat atau bisa juga terdiri atas dua proposisi tunggal. 

Perhatikan contoh kalimat proposisi majemuk berikut : 
a. Bayam merupakan tanaman sayuran sekaligus obat alami penurun darah tinggi. Subyek: Bayam; predikat : sayuran dan obat alami penurun darah tinggi 
b. Antiseden : “Kuda adalah kendaraan para ksatria dizaman kerajaan dan Kuda merupakan simbol kejayaan”. Menjadi Konsekuen : “Kuda adalah kendaraan para ksatria dizaman kerajaan dan symbol kejayaa

NEGASI/INGKARAN, KONJUNGSI, DISJUNGSI, DAN IMPLIKA
Sering kita melihat ada beberapa kalimat yang perlu disusun menjadi satu yang lebih panjang. Misalnya kalimat “100 adalah bilangan genap dan 99 adalah bilangan ganjil” merupakan gabungan dari 2 buah kalimat “100 adalah bilangan genap” dan kalimat “99 adalah bilangan ganjil”. Dalam logika dikenal 5 buah penghubung.


Negasi/Ingkaran 
Negasi/ingkaran suatu pernyataan adalah suatu pernyataan yang bernilai benar (B), jika pernyataan semula bernilai salah (S) dan sebaliknya. Apabila sebuah kalimat pernyataan bernilai benar, maka setelah dinegasikan, kalimat itu akan bernilai salah. Sebaliknya, apabila sebuah kalimat pernyataan bernilai salah, maka setalah dinegasikan, kalimat tersebut akan bernilai benar. 

Misalnya “tidak semua orang kaya dapat merasakan kenikmatan hidup”. Kita paham bahwa kalimat itu bernilai benar. Apabila kalimat tersebut diubah menjadi “semua orang kaya dapat merasakan kenikmatan hidup”, maka nilai dari kebenaranya adalah salah karena kenikmatan hidup tidak berasal dari kekayaan semata. 

Contoh kalimat negasi (ingkaran): 
1. Ikan hanya bisa hidup di air (benar) Negasinya : Ikan bisa hidup di darat (salah) 
2. Monyet pandai memanjat pohon (benar) Negasinya : Monyet pandai menanam pohon (salah)

Konjungsi 
Kata hubung konjungsi adalah “dan” dengan simbol “^”. Sehingga semua pernyataan majemuk yang dibentuk oleh kata penghubung “dan” disebut konjungsi. 

Misalkan tersedia data sebagai berikut : 
p : Tahun 2004 adalah tahun kabisat (habis dibagi 4). 
q : Bulan Februari di tahun 2020 memiliki 29 hari

Apabila pernyataan diatas di-negasi-kan, maka akan terbentuk kalimat sebagai berikut: 
~p: Tahun 2024 bukan tahun kabisat. 
~q: Bulan Februari di tahun 2020 memiliki 28 hari. 

Dari pernyataan diatas, dapat disusun kalimat konjungsi sebagai berikut : 
1. Tahun 2020 adalah tahun kabisat dan memiliki 29 hari di bulan februari. Bernilai benar 
2. Tahun 2020 bukan tahun kabisat dan memiliki 29 hari di bulan februari. Bernilai salah 
3. Tahun 2020 bukan tahun kabisat dan memiliki 28 hari di bulan februari. Bernilai salah 

Dari deskripsi di atas, dapat kita susun tabel nilai kebenaran dari konjungsi, yaitu sebagai berikut:

Perhatikan contoh kalimat negasi (ingkaran): 
1. Perhatikan informasi berikut: 
A : 5 * 5 = 25 (benar) 
B : 25 adalah bilangan ganjil (benar) 
Tentukan nilai disjungsi dan nilai kebenaranya 
A Ú B : 5 * 5 = 25 atau 25 adalah bilangan ganjil (benar) 

2. Perhatikan informasi berikut: 
A : Kucing adalah hewan mamalia (benar) 
B : Kucing merupakan hewan karnivora (benar) 
A Ú B : Kucing adalah hewan menyusui atau hewan karnivora (benar)

Disjungsi Dua kalimat deklaratif yang dihubungkan dengan kata hubung “atau” dan ditulis “∨” disebut disjungsi. Untuk menentukan tabel kebenaran dari disjungsi, lakukan cara yang sama seperti membuat tabel kebenaran konjungsi. Misalkan tersedia data sebagai berikut : p : Tahun 2000 adalah tahun kabisat (habis dibagi 4). q : Bulan Februari di tahun 2020 memiliki 29 hari. Apabila pernyataan diatas di-negasi-kan, maka akan terbentuk kalimat sebagai berikut: ~p: Tahun 2020 bukan tahun kabisa

Post a Comment

0 Comments